Gotong Royong ASN Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima: Semangat Kebersamaan Wujudkan Kota “BISA”

Kota Bima, Udara pagi Kota Bima pada Jumat, 26 September 2025, terasa lebih segar dari biasanya. Di halaman kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima, puluhan Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah berkumpul sejak pukul 07.00 WITA. Mereka membawa sapu, karung, cangkul, hingga ember kecil. Senyum dan sapa sesama rekan kerja mengawali aktivitas yang bukan sekadar rutinitas, melainkan simbol kebersamaan: giat gotong royong.

Sejak awal, kegiatan ini dirancang bukan hanya untuk membersihkan halaman kantor, tetapi juga menumbuhkan semangat kekompakan. Sejumlah pegawai tampak tekun mencabut rumput liar yang tumbuh di sisi taman kantor. Beberapa lainnya mengangkut tumpukan daun kering, sementara yang lain membersihkan saluran air agar tidak tersumbat. Suasana penuh semangat terasa, dengan canda tawa ringan yang sesekali pecah di tengah kerja fisik.

“Kalau ramai-ramai begini, capeknya tidak terasa. Malah jadi ajang silaturahmi juga,” ucap seorang ASN sambil mengangkat tumpukan dedaunan kering ke tempat penampungan sampah.

Kegiatan Rutin dengan Nilai Kebersamaan

Bagi ASN Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima, giat gotong royong bukan hal baru. Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin setiap hari Jumat. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima, Ahmad Mufrad, S.Sos, menjelaskan bahwa rutinitas ini lahir dari kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, baik di tempat kerja maupun sekitarnya.

“Gotong royong ini bukan sekadar kegiatan bersih-bersih. Lebih dari itu, ini adalah cara kami merawat kebersamaan, menumbuhkan rasa memiliki terhadap lingkungan kerja, dan tentu saja mendukung visi Kota Bima yang BISA: Bersih, Indah, Sehat, dan Asri,” ujar Ahmad Mufrad.

Ia menambahkan, budaya gotong royong adalah warisan bangsa Indonesia yang harus dijaga. Dalam kehidupan modern yang serba cepat, nilai kebersamaan kerap tergerus oleh kesibukan individu. Karena itu, menurutnya, kegiatan ini juga menjadi pengingat agar setiap orang tetap peduli pada lingkungannya.

“Kami ingin ASN di lingkungan Perpustakaan dan Arsip tidak hanya bekerja melayani masyarakat dalam hal administrasi dan literasi, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan. Itu bagian dari pelayanan publik juga,” tambahnya.

Suasana yang Hangat dan Meriah

Suasana pagi itu benar-benar berbeda. Dari halaman depan hingga area samping kantor, terlihat kesibukan yang tertata. Ada kelompok yang fokus di taman, ada yang membersihkan got, ada pula yang menyapu jalanan.

Beberapa ASN perempuan terlihat cekatan mengumpulkan rumput dan menata tanaman agar tampak rapi. Di sudut lain, ASN laki-laki mengangkat ranting kering dengan penuh tenaga. Tak jarang, canda dan tawa menyelingi keseriusan kerja.

“Kegiatan ini menumbuhkan rasa persaudaraan. Kita jadi bisa lebih dekat satu sama lain,” tutur Imran, salah seorang ASN yang ikut serta dalam gotong royong. Menurutnya, aktivitas seperti ini sebaiknya terus dilanjutkan karena manfaatnya tidak hanya untuk lingkungan kantor, tetapi juga untuk kebersamaan para pegawai.

“Kalau lingkungan bersih, kita juga jadi lebih semangat bekerja. Jadi, ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga soal semangat dan kenyamanan bersama,” tambah Imran.

Bagian dari Visi Kota Bima “BISA”

Kegiatan gotong royong ini bukan sekadar inisiatif internal. Ia selaras dengan visi pembangunan Kota Bima yang mengedepankan prinsip BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Asri). Konsep ini menekankan pentingnya kebersihan lingkungan sebagai fondasi kehidupan masyarakat yang sehat dan harmonis.

Menurut Ahmad Mufrad, semangat BISA harus dimulai dari instansi pemerintah. ASN sebagai pelayan masyarakat harus menjadi contoh nyata.

“Bagaimana masyarakat bisa peduli kebersihan kalau pegawainya saja abai? Jadi kami mulai dari diri sendiri, dari lingkungan kerja, agar menjadi teladan bagi masyarakat luas,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremoni sesaat. Setiap Jumat, ASN lingkup Perpustakaan dan Arsip sudah menjadwalkan agenda gotong royong, bahkan melibatkan tenaga kontrak untuk memastikan area kantor selalu terawat.

Gotong Royong, Identitas Bangsa

Dalam pandangan budaya, gotong royong adalah salah satu jati diri bangsa Indonesia. Di berbagai daerah, tradisi ini selalu hadir dalam kehidupan masyarakat: mulai dari membangun rumah, panen di sawah, hingga membersihkan desa. Semangat kolektif itu kini dibawa ke dalam ruang birokrasi, dengan harapan tercipta etos kerja yang lebih humanis.

“Gotong royong adalah kearifan lokal yang relevan sepanjang masa. Di era modern, kita mungkin jarang melihat orang membangun rumah bersama, tapi kita bisa melestarikan semangat itu dalam kegiatan seperti ini,” jelas Ahmad Mufrad.

Baginya, kebersihan lingkungan kantor bukan hanya soal estetika, melainkan juga kesehatan. Lingkungan yang bersih akan menekan risiko penyakit, memberikan kenyamanan bekerja, sekaligus meningkatkan produktivitas ASN.

Dukungan dan Antusiasme ASN

Selain Imran, banyak ASN lain yang juga memberikan dukungan penuh. Mereka menilai kegiatan ini mampu menciptakan ikatan emosional antarpegawai.

“Kalau biasanya kita sibuk dengan pekerjaan masing-masing, lewat gotong royong ini kita bisa saling ngobrol, bercanda, dan kerja bareng. Jadi, ada nilai kekeluargaan yang tumbuh,” ungkap salah seorang pegawai lainnya.

Bahkan, beberapa ASN berharap kegiatan ini bisa diperluas. Tidak hanya membersihkan kantor, tetapi juga berkontribusi pada kebersihan lingkungan sekitar, seperti jalan umum atau fasilitas masyarakat di sekitar kantor.

“Kami ingin semangat BISA ini menular ke masyarakat. Kalau ASN rajin gotong royong, semoga warga juga tergerak melakukan hal yang sama di lingkungan mereka,” harap Imran.

Harapan Kepala Dinas

Di akhir kegiatan, Ahmad Mufrad menyampaikan harapannya. Ia ingin budaya gotong royong menjadi tradisi yang terus hidup di lingkungan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima.

“Saya berharap kegiatan ini tidak hanya berlangsung hari ini atau sekadar formalitas, tapi benar-benar menjadi budaya. Kita ingin mewariskan semangat kebersamaan ini kepada generasi berikutnya,” ucapnya.

Lebih jauh, ia juga menginginkan agar kegiatan ini berdampak positif pada pelayanan publik. ASN yang bekerja di lingkungan bersih dan nyaman tentu akan lebih bersemangat memberikan pelayanan terbaik.

“Lingkungan yang sehat dan asri akan menciptakan pikiran yang jernih. Kalau pegawai nyaman, maka pelayanan kepada masyarakat juga lebih optimal,” tambahnya.

Penutup: Dari Kantor untuk Kota Bima

Gotong royong ASN Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima pada Jumat, 26 September 2025, hanyalah satu dari sekian banyak contoh kecil semangat kebersamaan. Namun, dari hal kecil itu, tercermin nilai-nilai besar: kepedulian, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial.

Dengan semangat kolektif, para ASN membuktikan bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tugas petugas kebersihan, melainkan kewajiban bersama. Lebih dari itu, kegiatan ini menunjukkan bahwa nilai gotong royong masih hidup dan relevan di era modern.

Dan ketika semangat itu terus dipelihara, bukan tidak mungkin visi Kota Bima yang BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Asri) benar-benar terwujud—dimulai dari langkah kecil di halaman kantor, lalu menyebar ke seluruh penjuru kota.