Berhasil dalam Program Transformasi PBIS, Perpusda Kota Bima Diapresiasi Perpusnas RI
# Salam Literasi
# Literasi Untuk Kesejateraan
# Salam Sadar Arsip
Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Bima, Nusa Tenggara Barat bertransformasi menjadi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Berkat transformasi tersebut, Perpusda Kota Bima telah berhasil menemukan solusi untuk permasalahan hidup di masyarakat.
Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (PBIS) merupakan Perpustakaan yang dapat memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya. Dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan untuk berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan Hak Asasi Manusia.
Dari keberhasilan transformasi ini pula Perpusnas RI mengapresiasi dengan menempatkan Perpusda Kota Bima, menjadi salahsatu perpustakaan yang terpilih sebagai penerima manfaat dalam program Transformasi PBIS dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia di tahun 2022.
Senin (20/9), Tim Program Transformasi PBIS Perpusnas RI, mengunjungi Perpusda Kota Bima. Untuk membuat video impact (video dampak) dari keberhasilan Perpusda Kota Bima bertransformasi menjadi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.
Regional Koordinator Program Transformasi PBIS Perpusnas RI, Wahyu Tripejo Kusumo, mengatakan, program ini sebenarnya sudah ada di tahun 2018. Hanya saja, Perpusda Kota Bima sebagai penerima manfaatnya baru di tahun ini.
"Selain Kota Bima ini, seluruh Indonesia di 34 provinsi ada 136 kabupaten dan kota penerima manfaat Program Transformasi PBIS," sebut Wahyu di sela-sela pengambilan video impact di Perpusda Kota Bima, Senin, 19 September 2022.
Perpusda Kota Bima terpilih sebagai penerima manfaat dalam program Transformasi PBIS dari kota dan kabupaten lain di NTB, Wahyu menjelaskan, karena program tersebut di tahun 2022 masuk wilayah kota. "Dan, untuk wilayah kabupaten dan kota di NTB sebagian besar sudah pernah sebagai penerima manfaat dari program ini," jelasnya.
Berkaitan dengan pengambilan video impact, katanya, adalah pengambilan gambar video (shooting) atas keberhasilan masyarakat memanfaatkan layanan Perpusda Kota Bima sebagai dampak dari keberhasilan Program Transformasi PBIS yang terapkan Perpusda Kota Bima.
"Program ini sebenarnya mulai diimplementasikan Perpusda Kota Bima pada Maret Tahun 2022. Implementasi programnya kita bekali dengan bimbingan teknis sambil kita monitoring juga," katanya.
Wahyu menuturkan, pengambilan video dilakukan oleh Tim Perpusnas RI pada sejumlah lokasi, antara lain di Perpusda Kota Bima dan di destinasi wisata Pantai Kolo. Mereka mengajak masyarakat agar memanfaatkan layanan perpustakaan.
"Dari pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat, ternyata ada perubahan yang dirasakan oleh masyarakat. Salahsatunya adalah ibu Uswatun," ungkapnya.
Ibu Uswatun ini, lanjut Wahyu, adalah mantan pegawai honor dan pernah ikut pelatihan tentang pengolahan ikan tuna menjadi bakso ikan tuna dan frozen food (makanan beku) di Perpusda Kota Bima. "Ternyata dia (Ibu Uswatun) bisa mengembangkan usahanya jadi maju, sampai sekarang ini dia punya 4 outlet bakso ikan tuna dan frozen food," sebutnya.
Video impact tersebut, tujuannya untuk mempromosikan perkembangan yang ada di Perpustakaan Kota Bima, baik pada masyarakat maupun stakeholder atau pemangku kebijakan.
Selain itu, menunjukan bahwa Perpusda Kota Bima sekarang terbuka bagi semua orang. Tidak hanya pelajar atau mahasiswa, tetapi juga ibu-ibu atau orang-orang yang putus sekolah bisa memanfaatkannya.
"Jadi ceritanya, ibu-ibu ini kita angkat daya pemanfaatan perpustakaan dengan harapan bisa menarik masyarakat yang lain untuk bisa memanfaatkan layanan perpustakaan," pungkas Wahyu.
Pada sesi pengambilan gambar video impact oleh Tim Program Transformasi PBIS Perpusnas RI, Wali Kota Bima HM Lutfi dan Kepala DPAD Kota Bima Ach Fathoni menyampaikan testimoni terkait keberhasilan Perpusda Kota Bima dalam Program Transformasi PBIS.
Dalam video testimoninya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Bima, Ach Fathoni, menyatakan, dampak yang dirasakan oleh keluarga dari Ibu Uswatun dengan adanya penghasilan tambahan dari pengolahan makanan berbahan dasar ikan tuna adalah tingkat perekonomian yang mulai meningkat, sehingga kebutuhan rumah tangga bisa terpenuhi.
Selain itu, warung bakso dan usaha pengolahan makanan Ibu Uswatun mampu mempekerjakan 4 orang tetangga sekitarnya. "Hal ini membuktikan bahwa perpustakaan berhasil menciptakan kesempatan baru untuk menggali potensi lokal menjadi komoditi yang bernilai ekonomi pasca pelatihan," tandasnya.
Perpustakaan Daerah lanjut Fathoni, akan terus berusaha mendampingi usaha bakso ikan tuna ini untuk memberi peluang terciptanya makanan yang menjadi ciri khas dari kota Bima, selain tersedianya tempat wisata kuliner baru tidak hanya bagi warga Kota Bima tetapi juga untuk wisatawan.
Pada tempat yang sama, Wali Kota Bima HM Lutfi, mengatakan Perpustakaan Kota Bima bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial, dan berhasil menemukan solusi untuk permasalahan hidup di masyarakat. Salah satunya dengan mengadakan pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar ikan tuna, bekerja sama dengan Dinas Kelautan & Perikanan Kota Bima.
Hal ini kata dia, membuktikan bahwa sinergi yang tercipta antara Dinas Perpustakaan dengan Instansi lain di lingkup pemerintahan Kota Bima berhasil menggali potensi lokal menjadi produk turunan yang digemari, sekaligus membuka kesempatan mendapatkan kenaikan penghasilan.
"Pemerintah Kota Bima berkomitmen untuk selalu mendukung semua upaya yang dilakukan Perpustakaan Daerah Kota Bima, dalam memberdayakan masyarakat melalui literas sesuai semangat Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Salam Literasi ! Literasi untuk kesejahteraan," tandasnya.
Sebagai informasi, dilansir labuhanbatukab.go.id, Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan pada Pasal 2 menyebutkan bahwa “Perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran dan kemitraan”.
Hal ini menunjukkan bahwa Perpustakaan mengemban amanah sebagai tempat pembelajaran dan kemitraan yang dikelola secara profesional dan terbuka bagi kalangan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan dapat diukur capaian kinerja bagi kesejahteraan masyarakat. Pembelajaran sepanjang hayat merupakan kata kunci dalam pengembangan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Perpustakaan dapat mengambil peran bukan hanya sebagai pusat informasi, lebih dari itu perpustakaan dapat bertransformasi menjadi tempat dalam pengembangan diri masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya, Literasi mempunyai peranan penting dalam mendorong kesejahteraan masyarakat, dan perpustakaan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan literasi masyarakat. Litersi merupakan hak dan memberikan manfaat yang nyata, yang didapat melalui pendidikan sekolah maupun program adult literacy (literasi untuk orang dewasa). Program ini menghasilkan manfaat yang melampui hasil dari pendidikan di sekolah.
Perlu kita ketahui bahwa UNESCO di Tahun 2016 menyatakan Program Literasi untuk Orang Dewasa muncul untuk menghasilkan beberapa manfaat, khususnya membangun self esteem (kepercayaan diri) dan empowerment (pemberdayaan) dengan mekanisme pembiayaan yang sama efektifnya dengan pendidikan utama di sekolah. Dan Perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat menyediakan informasi dan fasilitas belajar yang berperan penting mendorong peningkatan literasi masyarakat.
Kegiatan literasi dan penyediaan informasi, baik cetak maupun online, perpustakaan berandil besar menciptakan masyarakat yang mempunyai kemampuan literasi lebih tinggi sehingga mendorong perubahan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.